Kamis, Desember 04, 2008

Parodi Blog

Pernah nonton "Bukan Empat Mata" nggak? itu merupakan kelanjutan dari program "Empat Mata" yang disiarkan Trans 7. Sempat dicekal oleh KPI karena do something wrong. Tersandung di episode terakhir karena menampilkan adegan Sumanto makan kodok hidup-hidup. Namun tim kreatifnya gak kehabisan akal, dikemaslah acara baru yang identik namun dengan judul berbeda. Cerdas kan memaknai teguran.
Sama halnya ketika Republik Mimpi memparodikan pejabat negara, mungkin anda masih ingat Presiden kita diplesetin karakternya jadi Si Butet Yogya (SBY) dan Wapres ditokohkan oleh Jarwo Kwat (JK). Awalnya acara itu sempat jadi kontroversi karena dianggap melecehkan RI-1 dan RI-2, namun dengan arif dan bijak disikapi oleh RI-1 bahwa itu bagian dari proses pendewasaan bangsa. Banyak kritikus dan politikus (yang katanya cerdas dewasa terpelajar) menanggapinya berlebihan dengan tindakan somasi dan kalau perlu dicekal acara tersebut. Kini acara serupa ditayangkan di Metro TV tapi parodi DPR dengan program acara Democrazy.
Namun tidak sedikit pula yang memujinya sebagai acara kreatif dan bermutu. Ratingnya sempat terjaga di jajaran atas selama berbulan-bulan. Semua merasa senang, SBY-JK semakin populer dengan kritik pedas di acara tersebut tanpa perlu merasa tersinggung. Bagaimana mau tersinggung, namanya secara langsung gak sebut dalam acara tsb (hanya nickname saja) dan penonton pun senang tanpa merasa melecehkan pemimpin mereka di republik nyata.
Parodi ini mirip dengan parodi blog yang aku ciptakan. Ada pembaca yang merasa tersinggung dengan tulisan-tulisanku dan merasa dirinyalah tokoh yang aku impikan. Padahal kalau disikapi arif semestinya gak perlu defensif dan melontarkan kata-kata pedas disertai nada ancaman. Aku mengulang berkali-kali membaca tulisan yang telah ku-publish, mencari-cari dimana letak kata-kata yang sifatnya provokatif. Kata demi kata kalimat demi kalimat kutelusuri tak kutemukan nada yang menunjukkan secara straight forward yang menyebutkan kalo dalam tulisan itu adalah dia sebagai objeknya. Mungkin kalo dulunya SBY memiliki perangai seperti orang ini, aktor-aktor dalam Republik Mimpi sudah mendekam di Cipinang sana. Secara etis dia menganggapku gak sopan, tapi gak terpikirkan olehnya kalau dia pun kegeeran merasa ditokohkan dalam script.
Aku dah berdiskusi dengan teman-teman kantor dan anak-anak anging mammiri mengenai masalah ini dan disarankan untuk bersikap fun dan jangan ikut terprovokasi. Tulisan dibuat lebih tajam lagi dan lebih berbobot. Hikmahnya blog aku ada yang memperhatikan tiap hari, kali aja hit counter bisa kerecord di google top ten. Itung-itung kalo didaftar di adsense bisa jadi duit.
Kedewasan dalam menanggapi parodi tivi mungkin dibutuhkan juga dalam blog. Jadi gak serta merta karena merasa paling gaul dan terpelajar terus menghakimi dari sudut pandang sempit.
Doaku jangan sampai nasibku mirip Jarwo Kwat yang terbelit kasus sepele yang hampir mengubur karirnya.
Stay cool fren...

Tidak ada komentar: