Senin, November 24, 2008

Minggu, November 23, 2008

Sabtu, November 22, 2008

finally...

ada chemical romance yang nyanyi depan gw, trus egg drops dari monde disamping kiriku trus buavita guava dari ultrajaya di kananku. jadi deh lembur lagi siang ini. Negejar dead line coiiiiiiiii...

Jumat, November 21, 2008

dead line

mampus deh gw, death line on my way

Kamis, November 20, 2008

Work Hard Play Hard

Working so hard this night. Imagination must be working overtime...

Rabu, November 19, 2008

prepare for new class

i visit trakindo HO mining division this morning to prepare my class on next week. discuss with Mas Kaharuddin as data analyst in Expertise Company Group (ECG). Meet Mas Agung, it surprising me. He move from PSD to Trakindo Rental since 8 August 08 (nice day you know to facing new job).

Selasa, November 18, 2008

Farewell Party

From this day my office will be lead by Pak Sonny Djuhansyah as a new Training Center Manager.

Good bye Pak Zul, we will be miz u.

Senin, November 17, 2008

SSB Visit


Today, our class visiting PT. Sanggar Sarana Baja at Pulogadung Industrial Estate. This event organized by TC Cileungsi in order to completing AFA 1&2 training outcome. This training conducted by Mr. Erif Mainova and me as his assist. The participants are coming from PT. Newmont Nusa Tenggara. These our pictures...

From left-right: Erif Mainova, Nuh, Sutrisno, Syam, Syahrir, Edi

PT. Sanggar Sarana Baja is one of the sister company of PT. Trakindo Utama. SSB found in 1977 to provide engineering services (design and fabrication) for heavy equipment market in Indonesia and now the company grows to servicing Asia-Pacific. The factory divided into four division: SSB Reman to support remanufacturing heavy equipment components, Fabrication to produce metal work (such as vessel tank and dump bucket for OHT), Tools Calibration Laboratory to perform calibration process for metal work tools, and last one is Metalurgy Laboratory to perform inspection for metalurgy engineered parts.

Minggu, November 16, 2008

Mutualism Symbiosis

Membaca judul di atas mengingatkan kita pada pelajaran biologi jaman sekolah dulu. Pengertian mutualism adalah interaksi secara biologis diantara dua spesies, dimana keduanya saling mendapatkan keuntungan, misalnya saling menunjang kehidupannya. Maksud saya secara biologis disini adalah dalam artian sebenarnya bukan penyempitan makna yang sering kita pergunakan untuk menggambarkan interaksi seksual diantara dua manusia. Mutualism sendiri merupakan salah satu tipe simbiosis selain parasitic dan commensal. Pada simbiosis parasitic mengakibatkan salah satu pihak yang berinteraksi dirugikan., sedangkan pada commensal satu pihak mendapat keuntungan dan yang lain tidak mendapatkan apa-apa namun tidak juga dirugikan.
Ketiga jenis simbiosis tadi secara alamiah berlaku pada hampir seluruh aspek kehidupan kita. Walaupun kita secara muna berusaha menghindari itung-itungan dalam menjalin relasi dalam kehidupan nyata (bukan kehidupan flora dan fauna dalam pelajaran biologi tadi), tapi kita gak akan terlepas dari ketiga model hubungan ini. Contoh sederhana dari simbiosis mutualisme adalah hubungan antara tanaman dengan mycorrhiza, dimana tanaman menyediakan glukosa dan sukrosa bagi jamur ini dan sebagai imbal baliknya mycorrhiza membantu akar tanaman untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah.

Kalo anda masih susah menilai hubungan baik tanaman dan jamur di atas, saya akan memberi contoh yang lebih gampang dipahami. Mutualisme antara kumbang dan bunga, dimana si bunga berusaha memancing kedatangan sang kumbang dengan iming-iming madu pada saat musim berbunga tiba. Kehadiran sang kumbang yang hinggap di kelopak bunga akan membantu penyerbukan si bunga, dan imbal baliknya adalah kumbang mendapatkan madu si bunga tersebut.
Nah, dari pencerahan di atas saya akan membawa anda ke dalam model simbiosis mutualisme yang agak absurd dipahami. Bagaimana menilai jenis simbiosis anda terhadap pasangan anda. Eits, jangan tersinggung dan menjudge saya adalah seorang yang perhitungan dalam berteman. Sekali lagi saya tegaskan suka gak suka dengan teori ini yang jelas anda sudah menjalaninya. Ok, let's check this out...
Pada hakikatnya manusia tidak ada yang mau merugi, coz merugi itu adalah tidak untung (he he he ya iyalah), merugi adalah wasting time, money, and other resources. Termasuk dalam menjalin hubungan otomatis anda dan pasangan anda gak mau dirugikan salah satu pihak,artinya anda mengharapkan terjadinya mutualism bukan commensal apalagi parasitic. Kalo anda memilih commensal berarti anda tipe pasangan penjilat dan kalau anda memilih parasitic berarti anda tipe penghianat. Kesimpulannya mutualism adalah keuntungan baik moril maupun material.
Contoh, si cewek mencintai si cowok karena pihak cewek akan merasa terjamin secara finansial (material) dan sebagai imbal balik cowoknya merasa bahagia (moril) karena mendapat ketenangan batin. Tapi gak berarti kebahagiaan bisa ditukar dengan uang loh yah. Contoh nyata dalam kehidupan selebritis adalah Victoria Adam dengan Becham, mereka saling mencintai dan masing-masing saling numpang ketenaran. Yang satu artis dan satunya atlet, dimana popularitasnya digunakan untuk meraup penghasilan dari iklan.
Oke, taruhlah anda beralasan bahwa anda mencintai pasangan secara tulus dan tanpa mengharap pamrih. Ekstrimnya anda rela korban nyawa asal pasangan anda bahagia. Kasus ini secara kasat mata dimata orang yang menganut paham romantisme sangat mulia dan diimpikan. Saya katakan gak mungkin, impossible, dan munafik kecuali bagi orang yang gak punya tujuan hidup. Analisisnya begini, anda rela berkorban untuk sesuatu berarti ada yang anda harap dari pengorbanan tersebut yah taruhlah misalnya masuk surga. Bukankah itu berarti hubungan timbal balik tadi saling mengharap pamrih? Dianya mendapat perlindungan dari pengorbanan anda dan andapun mendapat surga dari pengorbanan anda. That's exactly mutual relationship.
Istri saya kadang protes kalo saya membahas teori ini disela-sela pembicaraan romantis kami. Dan saya yakin kalo anda seorang pembaca berjenis kelamin wanita anda pun akan memprotes tulisan saya ini. Saya menjelaskan kepada istri saya bahwa saya mencintainya karena menginginkan sesuatu untuk mencapai tujuan pribadi saya. Sebagai seorang muslim tujuan hidup saya adalah mendapatkan keridhaan Allah SWT, bukankah tujuan dari segala tujuan adalah mendapat ridha dari-Nya. Terus istri saya nyeletuk apa hubungannya ma mutualism. Nah fakta ini yang sering susah dimengerti kaum hawa bahwa dengan mencintai dengan penuh perhatian dan ketulusan (dan gak berarti mengiyakan segala permintaannya) tedapat pamrih di baliknya yaitu ridha Allah SWT.
Persepsi anda terhadap teori ini akan mempengaruhi kualitas hubungan anda , baik terhadap manusia, alam, dan bahkan terhadap sesuatu yang tak kasat mata.
Wallahu a'lam bissawab.


Sabtu, November 15, 2008

Mountaineering


Aku kadang bertanya-tanya pada teman kantor yang seorang pe-hobby berat naik gunung, "apa sih enaknya naik gunung? badan capek, dingin, laper, syukur-syukur kalo gak mampus di puncak sana, kayak kurang kerjaan gak ada hobby laen." Si temen ini tiap nemu liburan di hari Jum'at atau Senin pasti sudah prepare target gunung berikut yang akan ditaklukkan. Kadang aku nyindir, ngapain nunggu libur tiga hari Mas, napa nggak waktu off Sabtu Minggu aja skalian mountaineeringnya biar ngapelin gunungnya bisa sekali seminggu. Eh malah ngeluh, gak bisa juga Mas kan butuh duit banyak sekali jalan. Ouw, ternyata gak modal dengkul ma betis doang rupanya, (hal ini semakin memperdalam rasa engganku menggeluti hobby yang satu ini) untung aku gak ketularan penyakitnya ini. Si temen tadi malah balas nanya kapan bisa liat gunungnya kalo gak nyoba, yah aku jawabnya tinggal nanya ke Om Google gimana rasanya mendaki gunung pasti nongol jawabannya plus gambar-gambarnya.
Menurut wikipedia "Mountaineering is the sport, hobby or profession of walking, hiking, trekking and climbing up mountains". Jadi kalo di Eropa sana hobby ini malah dijadikan profesi oleh orang-orang tertentu, makanya jangan terheran-heran kalo ada yang rela merogoh kocek sampe ratusan juta rupiah untuk membeli peralatan mountaineering. Nah kemungkinan temen aku tadi niatnya ke situ, he he he. Parahnya lagi orang bisa addicted kalo dah nyoba sekali (emangnya drugs), "sekali naik gunung pasti pengen nyoba gunung berikut" kilahnya.
Terlepas dari hobby atau gak hobby mountaineering, kalau dihayati sebenarnya kita adalah para pendaki gunung. Nyadar gak, dari kecil sampai sekarang kita sudah menciptakan gunung-gunung di dalam fikiran kita. Mungkin di jaman SD dulu gunung yang ingin kita daki adalah jawara kelas, trus pindah SMP (waktu gw kecil SD ma SMP belum terjadi amalgamation kayak sekarang) target pendakian adalah menjadi anak gaul, lanjut SMA kita pingin menaklukkan hati si Cantik, pindah ke PT kita bertekad menaklukkan scholarship dari sponsor tertentu, dan akhirnya sarjana bercita-cita mendaki karier di perusahaan multinasional. Mendaki dan mendaki terus, bla bla bla. Capek gak?Nah seperti itulah gambaran hidup, kalo gak mendaki maka kita akan terus-terusan berada di kaki gunung syukur-syukur gak terperosok ke lembahnya. Mountaineering adalah miniatur dari kehidupan kita, realita pendakian dan prinsip-prinsip yang dipegang oleh para mountaineer sangat mirip dengan kehidupan nyata di sekeliling kita.
Dalam proses pendakian cita-cita, kita akan menemukan cerita tentang kedinginan, kelaparan, tersesat, kehilangan teman sependakian, dan bahkan kematian. Demikian pula prinsip-prinsip kepercayaan, kesetiaan, persahabatan, dan pengharapan sangat menentukan keberhasilan kita mencapai puncak impian. Dalam pendakian kita dituntut untuk menjaga keharmonisan langkah dan nafas kita agar tetap seimbang. Terlalu bernafsu menyelesaikan satu persatu trayek pendakian malah akan menguras tenaga kita dan akhirnya akan menemui kegagalan. Sebaliknya terlalu lambat berjalan memungkinkan kita terkena serangan badai salju dan longsor yang juga akan berakhir kegagalan. Untuk itu sebelum mendaki kita wajib menyiapakan peralatan pendakian dan perencanaan yang tepat. Dalam kehidupan nyata peralatan yang kita perlukan untuk mendaki kehidupan seperti telah banyak disinggung oleh ahli pengembangan diri adalah spiritual, emotional, dan intelegensi. Perencanaan sebelum mendaki tidak kalah pentingnya, gagal alam berencana berarti berencana untuk gagal. Setelah faktor-faktor tadi terpenuhi maka sepatutnya di-wrap up dengan doa sebelum memulai agar peluang keberhasilan semakin besar. Dan kita pun mulai berjalan setapak demi setapak menggapai puncak.
Setelah pendakian pertama berhasil kita akan berambisi untuk menundukkan puncak yang lain. Demikian seterusnya dan perlahan andapun akan merasa kan addicted to mountaineering. Begitulah hidup kita mengalir.
Selamat mendaki impian anda...

Jumat, November 14, 2008

Krisis Monyeter


Mungkin penjelasan berikut bisa memudahkan anda untuk memahami mengapa krisis finansial bisa terjadi di negara super power USA. Daripada gw njelimet jelasin hubungan antara sub-prime mortgage dengan kejatuhan Merryl Lynch di Amrik sono mending gw analogikan pada cerita krisis monyet yang terjadi di India.

Pada suatu waktu di perkampungan terpencil di India, ada seorang pria bule yang berprofesi sebagai makelar monyet kemudian menetap di kampung tersebut untuk beberapa waktu lamanya. Dia kemudian ngumumin kepada penduduk kampung kalo bersedia membeli monyet-monyet tangkapan penduduk seharga $10 per ekor.
Secara di India banyak banget monyetnya yang berkeliaran gak terjamah modernisasi, berduyun-duyunlah wong deso itu berburu ke hutan dan menangkapi monyet-monyet tak bertuan tersebut, lalu kemudian dijual ke makelar monyet $10 per ekornya. Ketika populasi monyet sudah mulai berkurang, perburuan monyet semakin susah dan penduduk berhenti menangkapinya.
Sesuai hukum ekonomi yang berlaku pasal sekian ayat sekian mengenai supply and demand. Ketika pasokan berkurang, maka harganya mesti naik otomatis. Si broker kemudian mengumumkan kalo harga monyet dinaikin $20 per ekornya. Kenaikan harga ini memicu semangat warga desa untuk berburu monyet lagi. Kembali lagi populasi monyet menurun drastis, warga desa berhenti berburu dan kembali ke ladang mereka bercocok tanam.
Si bule naikin harga jadi $25 dan pasokan monyet semakin tipis dan semakin susah didapati di hutan. Beberapa warga mencoba peruntungan dengan berburu sendirian.
Karena suplai makin susah, si bule menjanjikan $50 per ekornya. Kemudian dia berangkat ke kota untuk mengurus bisnisnya yang lain, dia menyerahkan urusan permonyetan pada asistennya yang bertindak sebagai pembeli. Selama kepergian si bule, si asisten ini ngomong ke warga
"Kalian liat gak monyet-monyet di dalam kerangkeng gede sono yang dikumpulin ma si bule, gua pengen ngelepas $35 per ekor. Dan kalo si bule dah balik dari kota, kalian bisa jual kembali lagi $50.
Maka bencana pun berawal disini. Para warga berlomba-lomba menguras tabungan mereka dan membeli monyet-monyet si bule tadi sampai gak bersisa seekor pun di dalam kerangkeng. Setelah peristiwa borong monyet itu penduduk gak pernah lagi meliat si bule dan asistennya, yang ada tinggal monyet berkeliaran dimana-mana.
"Kalo lo punya kacang, lo bisa dapetin tuh monyet yang sebenarnya gak punya nilai ekonomis"
Welcome to WALL STREET.

Kamis, November 13, 2008

Ahmadinejad VS Obama

Euforia kemenangan Obama pada president election di USA beberapa waktu lalu masih bergaung sampai sekarang. Ketika sorotan media dunia terfokus ke gedung putih maka seolah-olah itu merupakan pemilihan presiden sedunia. Indonesia di belahan dunia lain yang jauhnya 12 jam dari Washington tenggelam dalam euforia rakyat USA . Jutaan pemirsa menyaksikan victory speech-nya di Chicago. Media nasional baik cetak maupun elektronik tak henti-hentinya mengomentari kemenangan bersejarah tersebut. Dianggap bersejarah karena Obama adalah orang kulit hitam pertama yang berhasil menduduki kursi keprisedenan di negeri Paman Syam, walaupun sebenarnya rasnya tidak murni hitam karena ibunya yang berasal dari Wichita negara bagian Kansas adalah seorang White American (imigran yang berdarah campuran English, Irish, dan German). Mendadak pula bermunculan ahli politik luar negeri yang berusaha menganalisis kemenangan fenomenal Obama. Bahkan beberapa kampanye pemilihan Walikota berusaha merebut simpati massa dengan mengambil tema " Hope Obama" .
Situasi ini kontras dengan kemunculan Ahmadinejad pada 6 August 2005 lalu menjadi presiden Iran. Sebenarnya kalau dicermati, munculnya Ahmadinejad di kursi kepemimpinan Iran tergolong fenomenal. Dia menjadi presiden di usia 49 tahun, tergolong muda untuk ukuran seorang pemimpin negara dan khususnya Iran yang menganut konsep Imamah. Namun pemberitaan di media tidak seheboh dengan demam Obama saat ini. Lika-liku karir politik yang dilaluinya tidak kalah serunya dibanding dengan perjuangan Obama ke kursi USA-1.
Latar belakang
Mahmoud Ahmadinejad terlahir dari keluargaMahmoud Saborjhian anak seorang pandai besi di daerah Garmsar, Aradan pada tanggal 28 Oktober 1956.
Barack Hussein Obama Jr. terlahir dari keluarga akademisi Luo (imigran Kenya) yang beristri Ann Dunham (Kansas, USA) pada tanggal 4 Agustus 1961 di Honolulu, Hawaii.
Pendidikan
Keduanya merupakan akademisi di negaranya dan pernah menjadi dosen pengajar di universitas masing-masing. Ahmadinejad adalah lulusan Iran University of Science and Technology (IUST) jurusan Teknik Sipil sedang Obama adalah lulusan Ilmu Politik spesialisasi Hubungan Internasional dari Columbia College of Columbia University dan Harvard Law School .
Jenjang pendidikan tinggi Ahmadinejad bermula ketika beliau masuk ke IUST jurusan teknik sipil pada tahun 1976 program undergraduate (S1) kemudian dilanjutkan ke program Master of Science (S2) pada tahun 1986, dan meraih gelar doctorate di bidang civil engineering and traffic transportation planning pada tahun 1997.
Sedangkan Obama memulai pendidikan tingginya di Occidental College (LA) selama 2 tahun kemudian pindah ke Columbia University (NYC) jurusan ilmu politik program studi hubungan internasional. Lulus tahun 1983 dengan gelar B.A. Pada tahun 1988, Obama melanjutkan pendidikan di Harvard Law School dan kemudian terpilih sebagai orang kulit hitam pertama yang menjabat President of The Harvard Law Review. Obama menyelesaikan pendidikannya di Harvard dengan gelar Juris Doctor (J.D.) magna cum laude pada tahun 1991.
Karir politik
Ahmadinejad memulai karier politiknya sebagai gubernur Maku dan Khoy Di Propinsi Azarbaijan Barat, 1980. Pernah menjadi penasehat untuk Gubernur Jenderal Propinsi Kurdistan selama 2 tahun. Tahun 1993, beliau menjadi Gubernur Jenderal Propinsi Ardabil. Tahun 1997, Khatami mengembalikan Ahamadinejad dari Ardabil untuk kembali mengajar di IUST. Tahun 2003, kembali ke dunia politik setelah City Council of Tehran menunjuknya menjadi Walikota Teheran. Dia kemudian mendadak terkenal setelah kemunculannya sebagai kandidat presiden pada tahun 2005. Setelah terpilih sebagai presiden Iran yang ke-6 melalui pemilihan umum, Ahmadinejad mengundurkan diri sebagai Walikota Teheran pada 28 Juni 2005.
Obama memulai karir politiknya setelah terpilih sebagai legislator/senat pada negara bagian Illinois pada tahun 1996. Setelah gagal menduduki kursi House of Representatives di tahun 2000, dia kemudian mengumumkan keikutsertaannya pada kampanye Senate di tahun 2003. Lalu kemudian mengundurkan diri untuk mengikuti kampanye, akhirnya November 2004 terpilih sebagai anggota Senate. Mencalonkan diri sebagai presiden pada Februari 2007, dan berhasil mengalahkan Clinton pada konvensi partai demokrat pada Juni 2008. Dia kemudian menjadi presiden USA yang ke-44 setelah mengalahkan John McCain pada pemilu 4 November 2008 lalu.
Gaya hidup
Ahmadinejad merupakan orang yang sangat bersahaja. Kesederhanaan Ahmadinejad bisa terlihat dari penampilannya. Jasnya adalah jas murahan dan sepatunyapun sepatu butut. Ahmadinejad selalu tampil hanya dengan kemeja polos dan jas, tanpa dasi. Ahmadinejad tidak menempati Istana Negara, tetapi bersikeras tetap tinggal di rumah pribadinya yang sangat sederhana, Ketika ditanyakan mengapa dia memilih tinggal di rumah kecil miliknya, dia selalu menjawab: “ Kenapa saya harus merasakan kenyamanan kalau rakyat di sekitar saya menderita kepanasan.”
Kalimat yang terkenal dari sosok Ahmadinejad adalah "Bagaimana seseorang mampu disebut baik, kalau sekian banyak orang miskin tidak terlihat olehnya".
Kita tunggu sosok Obama akan seperti apa ketika memimpin negara sebesar Amerika, yang kebijakan politiknya ikut mempengaruhi nasib ratusan negara lain di dunia. Semoga dia bisa menjadi sosok bersahaja layaknya Ahmadinejad, bukan sosok Bush yang telah menebar kesengsaraan dimana-mana. Dan akhirnya kalau Obama akhirnya terbukti hanyalah aktor dari panggung sandiwara Amerika dimana "The American Eagle" sebagai dalangnya, maka sia-sialah komparasi Ahmadinejad vs Obama yang diuraikan diatas.



Rabu, November 12, 2008

Foolish Game



You took your coat off and stood in the rain

You're always crazy like that
And I watched from my window

Always felt I was outside looking in on you

You're always the mysterious one with dark eyes and careless hair
You were fashionably sensitive, but too cool to care

You stood in my doorway, with nothing to say
Besides some comments on the weather
Well in case you failed to notice, in case you failed to see
This is my heart bleeding before you, this is me down on my knees
These foolish games are tearing me apart
And your thoughtless words are breaking my heart
You're breaking my heart
You're always brilliant in morning
Smoking your cigarettes and talking over coffee
Your philosophies on art, Baroque moved

Do you loved Mozart and you'd speak of your loved ones

As I clumsily strummed my guitar

Well excuse me, cause I've mistaken you for somebody else
Somebody who gave a damn, somebody more like myself
These foolish games are tearing me,
You're tearing me, you're tearing me apart
And your thoughtless words are breaking my heart
You're breaking my heart
You took your coat off and stood in the rain

You were always crazy like that


Membaca lirik di atas, mirisnya si Jewel melantunkan foolish game menginspirasiku untuk bercerita foolish game yang aku lalui 2 minggu terakhir. Ini asli foolish game yang konyol dan sebenarnya gak perlu terjadi.


Case:
Sabtu lalu aku iseng nelpon ke Miss CLB. Niat awalnya mo nanyain no HP mbak Agnes coz ada temen yang mo ngambil travel checknya ke Malaysia. Diselingi basa basi bla bla bla aku memulai pembicaraan. Rupanya pembicaraan via telpon tadi mengawali foolish game ini.


Mas Syahrir, Minggu depan aku training PIN selama 2 minggu di TC Cileungsi.
Ooh , akhirnya ke Cileungsi juga.
Berapa lama?
2 minggu Mas.
Bisa ketemuan dong tiap hari, les private ma aku jadi gak?
Ha ha ha, ya iyalah. Kan kemarin janjinya ke Starbucks.
Aku tunggu Senen yah. Aku prepare dulu kamu perlunya apa nantinya.
Ok deh mas, makasih yah dah bersedia.

Eits, ada yang aneh nih di kepalaku. Sekejap analuri ABG yang udah dikubur dalem-dalem tiba-tiba bangkit di kepala tepat di vertex-nya. Sejumlah skenario otomatis bermunculan mulai dari metode penjebakanlah, rayuan mautlah, traktiranlah, etc. Kronologisnya:


Senin : Jalan ke CP, dinner di Lapangan Tembak.
Selasa: Lanjut lagi jalan ke CP, kali ini dinnernya di Baso Malang Karapitan.
Rabu: Temen kantor dah mulai curiga nih, nanya-nanya kenapa mas Syahrir kok gak pernah latihan tenis lagi kalo sore, sibuk yah jalan. Trus ikhwan di pengajian mulai nyindir, ada pergerakan yang gak wajar nih akhi jangan suka main api nanti kebakar sendiri.
Kamis: Stop pergerakan bawah tanah, menghindari ghibah dan fitnah. Soalnya fitnah lebih kejem daripada gak memfitnah.
Jum'at: Sudah mulai dongkol ma Mbaknya, coz responnya dah careless gitu. Something wrong kali. Sabtu sampe minggu: Communication disconnected, istri gw dateng liburan ke Jakarta.
Dan akhirnya di penghujung cerita Senin kemarin, si mis CLB nelpon pas aku lagi futsalan di KW.


Eh napa sih temen-temen kantor kita pada nanyain status kita?
(kita??? Maksudnya??? Elu aja kali, temen gw nggak tuh)
Tau tuh ,mungkin temennya iseng nanya.
Gak enak aja, secara kita kan gak ada apa apa, emang lu crita apa.
Eh gw gak pernah ember yang suka nyocot.
Tapi kenapa gw jadi suspect.
Ya sudah didiemin aja, kan gak napa-napa.
Yassalam, udah yah.
Yaa sudah.
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiit.
Hening, aneh. Gw gak kenapa napa, lagian kok nadanya beda banget yah waktu intro minggu lalu, mas ma mbak kok berubah jadi lu gua nih.

Thesis:
-Kali dia lagi PMS (Pre Menstruasi Syndrome) makanya jadi sensi gitu.
-Kemungkinan game ini berakhir karena adanya misunderstood para pemainnya. Si A maunya B sedang si C maunya D.
-Ketidakjelasan komitmen/aturan awal permainan.
-Ada salah satu pihak pemain yang merasa dirugikan dalam permainan.
-Disturbances sinyal dari luar terlalu banyak, perlu shielded wire penghalang sinyal.


Anti thesis:
-Mo PMS kek gak kek, EGP.
-Ngapain bebani kepala dengan hal remeh temeh kayak gini, just fren kan.
-Kalau memang iya, so what gitcu loh.
-Hidup ini kan memang penuh masalah, kalau gak ada tantangan gak usah hidup, ya gak?

Synthesis:
Kembalilah ke jalan yang benar. Siapa sih lu sok seleb gitu mendikte gw. Secara kita kan berlainan dunia. No more "seleb narsis bin geer" in my dictionary, get away from my life. This is just a foolish game.


Case close.

Selasa, November 11, 2008

Hari yang aneh

Mungkin cerita ini bisa mengukur sedalam apa kami bisa saling memahami karakter masing-masing. Aku tidak pernah berniat melukai apalagi membuat cacat permanen di hati istriku. Tapi, aku bisa senyum dan terkekeh kalo mengingat lagi cerita kemarin.
Rabu pekan lalu aku janjian jalan ma temen kantorku. Secara aku ditraktir meat ball di Baso Malang Karapitan, yah itung-itung sekalian refresh after office hours. Nah, dalam perjalanan ke CP itu istriku nongol di layar nokiaku. Yang terbayang disaster nih bakal menimpaku sedetik kemudian. Dan mekanisme auto protection langsung bekerja, tit tit tit ( set mode ngibul on).

Honey: Gimana yang boleh nggak aku ikut AXA Mandiri?
Poison: Kan dah bilang gak boleh. Gak perlu dijelasin lagi kan panjang lebar.
Pada mode ini, suaraku out of control. Jadi itu salah softwarenya bukan aku.
Honey: Trus gimana?
Poison: Di reject aja penawarannya, susah amat.
(mulai nyadar akan terjadi long conversation dan itu berbahaya)
Honey: Ini lagi dimana?
Nguiiiiiiiiing nguiiiiiiiiiiiing nguiiiiiiiiiiiiing, wow alarm tsunami bernguing-nguing. Bencana besar.
Poison: Mmmmm, di ***** ma ****
(yah gimana gak polos responku, mbak disampingku ini dah senyum-senyum ngelecehin).

H: Mo kemana?
P: Mo pulang ke rumah
H; Ngapain nebeng?
P: Mmm, ditawarin
H: Motornya kemana?
P: Ayaaaaaaang, dititipin ke Mas Aji. (sok lembut deh gw)
H: Gak mungkin ke rumah deh, ngaku mo kemana?
P: Kalo gak percaya nih ngomong ma *****
H: Mana?
(N82 pindah tangan, mata sedikit memelas minta pertolongan)
M: Hi Mbak Wulan?
H: Hi, ----------bla bla bla,short conversation plus basa basi.
Finally, in front of CP.
M: Mbak, Mas syahrir dah nyampe nih, dah dulu yah.
Turun dari mobil, step away from ***** dan terjadi pertengkaran kecil via HP.

Akhirnya bagian lucunya disini.
3 hari kemudian setelah pengajian malem Sabtu di rumah Pak Ferry, my luvly wife nongol di depan rumah tengah malem tanpa konfirmasi kalo mo travel Mks-Jkt hari ini. Sibuklah aku membuat pesta penyambutan ala kadarnya, termasuk beresin rumah yang lebih mirip kapal pecah. Setelah basa basi pelepas kangen, aku mulai menetralisir suasana.

Ayang, kok ngomong sih ke ***** kalo aku suka nongkrong ma temen-temen.
Kok tau sih mas.
Iya mbaknya cerita ke aku.
Kapan ceritanya.
Mmmm, pas ayang habis ngobrol ma dia.
Ngaku deh mas, gak ke rumah kan waktu itu tapi jalan? Tolong deh dijelasin.
Sumpah!!! ke rumah kok.
Setahuku mas turun dari mobil setelah aku ngobrol ma ***** trus lanjut ngobrol ma aku lagi kan setelah itu karena ngakunya lagi jalan mo ke rumah???
(Wot Tje Fuk??? salah strategi yah gw. help me God)
Meluncurlah sederet kata-kata bijak sang istri kepada suaminya tercinta.
Tuh mas kalo mo bikin alasan yang logis dan terencana. kalo ngeles itu yang cerdas jangan asal, bla bla bla.

Finally, aku cerita semuanya jujur dan bijaksana (secukupnya, red).
Dan malem seninnya aku ke Cengkareng, nganter istriku balik ke Makassar lagi.
I luv u so much honey.