Jumat, November 14, 2008

Krisis Monyeter


Mungkin penjelasan berikut bisa memudahkan anda untuk memahami mengapa krisis finansial bisa terjadi di negara super power USA. Daripada gw njelimet jelasin hubungan antara sub-prime mortgage dengan kejatuhan Merryl Lynch di Amrik sono mending gw analogikan pada cerita krisis monyet yang terjadi di India.

Pada suatu waktu di perkampungan terpencil di India, ada seorang pria bule yang berprofesi sebagai makelar monyet kemudian menetap di kampung tersebut untuk beberapa waktu lamanya. Dia kemudian ngumumin kepada penduduk kampung kalo bersedia membeli monyet-monyet tangkapan penduduk seharga $10 per ekor.
Secara di India banyak banget monyetnya yang berkeliaran gak terjamah modernisasi, berduyun-duyunlah wong deso itu berburu ke hutan dan menangkapi monyet-monyet tak bertuan tersebut, lalu kemudian dijual ke makelar monyet $10 per ekornya. Ketika populasi monyet sudah mulai berkurang, perburuan monyet semakin susah dan penduduk berhenti menangkapinya.
Sesuai hukum ekonomi yang berlaku pasal sekian ayat sekian mengenai supply and demand. Ketika pasokan berkurang, maka harganya mesti naik otomatis. Si broker kemudian mengumumkan kalo harga monyet dinaikin $20 per ekornya. Kenaikan harga ini memicu semangat warga desa untuk berburu monyet lagi. Kembali lagi populasi monyet menurun drastis, warga desa berhenti berburu dan kembali ke ladang mereka bercocok tanam.
Si bule naikin harga jadi $25 dan pasokan monyet semakin tipis dan semakin susah didapati di hutan. Beberapa warga mencoba peruntungan dengan berburu sendirian.
Karena suplai makin susah, si bule menjanjikan $50 per ekornya. Kemudian dia berangkat ke kota untuk mengurus bisnisnya yang lain, dia menyerahkan urusan permonyetan pada asistennya yang bertindak sebagai pembeli. Selama kepergian si bule, si asisten ini ngomong ke warga
"Kalian liat gak monyet-monyet di dalam kerangkeng gede sono yang dikumpulin ma si bule, gua pengen ngelepas $35 per ekor. Dan kalo si bule dah balik dari kota, kalian bisa jual kembali lagi $50.
Maka bencana pun berawal disini. Para warga berlomba-lomba menguras tabungan mereka dan membeli monyet-monyet si bule tadi sampai gak bersisa seekor pun di dalam kerangkeng. Setelah peristiwa borong monyet itu penduduk gak pernah lagi meliat si bule dan asistennya, yang ada tinggal monyet berkeliaran dimana-mana.
"Kalo lo punya kacang, lo bisa dapetin tuh monyet yang sebenarnya gak punya nilai ekonomis"
Welcome to WALL STREET.

Tidak ada komentar: